Musim Hujan Di PPSFU Pacet, Berkah Untuk Siapa?

Image placeholder

Hujan Adalah Rahmat Dari Tuhan Yang Diberikan Kepada Setiap Makhluk-Nya Di Bumi. Manusia, Hewan, Dan Tumbuhan Semua Mendapatkan Keberkahan Dari Turunnya Hujan. Di Indonesia, Memiliki Dua Jenis Musim, Yaitu Musim Kemarau Dan Musim Hujan. Musim Kemarau Kebanyakan Berlangsung Antara Bulan April Sampai Bulan September. Sedangkan Musim Hujan Terjadi Karena Bertiupnya Angin Musim Barat Dan Terjadi Antara Bulan September Dan Bulan Maret. Musim Hujan Berlangsung Antara Bulan Oktober Sampai Bulan Februari. Di Daerah Pegunungan Sering Terjadi Hujan Karena Uap Air Yang Ada Di Laut Naik Ke Awan Membentuk Awan Yang Jenuh Yang Dapat Menghasilkan Hujan. Awan Bergerak Ke Daerah-daerah Lain Karena Hembusan Angin. Karena Pegunungan Posisinya Tinggi Dan Lebih Dekat Dengan Awan, Maka Hujan Lebih Sering Turun Di Lokasi Dataran Tinggi.

Sebagaimana Pada Dataran Tinggi Lainnya, Desa Pacet Yang Merupakan Tempat Berdirinya Pondok Pesantren Salafiyyah Fatchul Ulum (PPSFU), Juga Merupakan Daerah Yang Mempunyai Curah Hujan Yang Tinggi. Karena Secara Geografis, Desa Ini Berada Di Kaki Dan Lereng Gunung Welirang Dan Gunung Penanggungan Dengan Ketinggian Rata-rata 600 Meter Di Atas Permukaan Laut. Saat Musim Hujan Tiba, Cuaca Dingin Mulai Terasa Di Semua Wilayah Kecamatan Pacet, Termasuk Di Pesantren Yang Berada Di Pusat Kota Wisata Ini. Hal Ini Membuat Sebagian Santri Menurun Semangat Belajarnya Karena Tidak Mampu Menghalau Rasa Dingin Yang Mencekam. Terlebih Bagi Santri Yang Berasal Dari Daerah Yang Cuacanya Berbeda Dengan Kawasan Wisata Pacet. Hujan Yang Merupakan Rahmat Dari Sang Maha Memberi Ini, Juga Menghambat Aktivitas Para Santri. Banyak Kegiatan Pondok Pesantren Yang Harus Tertunda Ketika Hujan Turun. Tidak Bisa Berangkat Sekolah, Tidak Bisa Mengikuti Mengaji, Bahkan Tidak Bisa Untuk Sekedar Menjemur Pakaian Ganti, Karena Hujan Turun Bahkan Ketika Sebelum Subuh Datang. Dewan Guru Dan Asatidz Yang Bermukim Diluar Pondok Pesantren Pun Menjadi Terhambat Untuk Berangkat Menunaikan Tugasnya. 

Meski Demikian, Tentu Turunnya Hujan Menjadi Berkah Tersendiri Bagi Santri. Bahkan, Sebenarnya Hal Itu Bukanlah Hal Yang Membuat Mereka Sedih Atau Susah, Melainkan Menjadi Kegembiraan. Dengan Turunnya Hujan Mereka Bisa Libur Melakukan Kegiatan. Seperti Ketika Hujan Turun Malam Hari, Maka Pengajian Bagi Santri Senior Kepada Chadlorotis Syaikh Diliburkan. Dan Hujan Disiang Hari, Madrasah Diniyyah Yang Diliburkan. Sehingga Terkadang Turunnya Hujan Menjadi Hal Yang Ditunggu-tunggu, Dan Tak Jarang Menjadi Harapan Sebagai Bahan Candaan Diantara Temannya. 

Hujan Memang Memberikan Banyak Manfaat Dan Berkah Bagi Setiap Makhluk. Dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala Berfirman: "Dan Kami Turunkan Dari Langit Air Yang Penuh Keberkahan Lalu Kami Tumbuhkan Dengan Air Itu Pohon-pohon Dan Biji-biji Tanaman Yang Diketam." (QS : Qaaf 50) Ayat Tersebut Menjelaskan Keberkahan Yang Dibawa Oleh Hujan Berupa Banyaknya Kebaikan. Seperti Diantaranya Keberkahan Dan Manfaat Untuk Manusia, Hewan, Dan Tumbuh-tumbuhan Dalam Keberlangsungan Hidupnya. Dengan Demikian, Musim Hujan Adalah Berkah Untuk Kita Semua. Sangat Tidak Patut Bila Kita Mengeluh Pada Dzat Yang Menurunkan Hujan, Meski Terkadang Karena Hujan Kegiatan Dan Aktifitas Kita Jadi Tertunda. (Annisa Eva/Ibnu Shomad)