MADRASAH DINIYYAH

Pada pertengahan tahun 1990 mulai dikembangkan dengan sistem pendidikan klasikal berupa Madrasah Diniyyah (Ula, Wustho, Ulya). Dan hingga saat ini Madrasah Diniyyah Takmiliyyah telah terdaftar resmi pada Lembaga Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren. Pengembangan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan para santri yang semakin bertambah dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Berbekal prinsip “al muchafadlotu ‘ala al qodimi ash sholich wa al akhadzu bi al jadidi al ashlah”, sistem ini hanya praktek dan model pembelajarannya saja yang seperti sekolah. Dalam segi kurikulum dan silabusnya, tetap memakai kitab-kitab peninggalan para ulama salaf yang disetujui oleh pengasuh pondok pesantren.

Disisi lain, pembelajaran dengan model sorogan, bandongan dan hafalan nadzom tetap dipertahankan dan dilestarikan sampai saat ini. Madrasah Diniyyah Takmiliyyah ini dilaksanakan oleh seluruh santri putra maupun putri di siang hari, setelah KBM sekolah formal usai. Fasilitas yang seadanya, dengan model lesehan dan bertempat di mushola, tidak menyurutkan semangat untuk terus merawat sistem pendidikan warisan para ulama’ salaf ini.

Pada tahun pelajaran 1440-1441 H., Madrasah Diniyyah PPS Fatchul Ulum sudah meluluskan 64 santri ditingkat Ula dan Wustho dengan persyaratan hafal nadzom Imrithi dan Alfiyyah. Hal ini dilakukan disela-sela kesibukan santri mengikuti pendidikan formal dan berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler yang begitu padat.

Penerapan sistem pendidikan yang khusus untuk mempelajari ilmu agama ini, didukung oleh tenaga pendidik yang terdiri dari alumni pondok pesantren dan beberapa santri senior yang mengabdi setelah kelulusan. Sebagaimana apa yang sering disampaikan oleh pengsuh, bahwa Madrasah Diniyyah adalah ruh dari pondok pesantren. Hal inilah yang menjadi landasan Utama dewan asatidz PPS FU untuk terus merawat dan mengelola Madrasah Diniyyah dari masa kemasa.