Puisi : Namaku Santri

Image placeholder

Namaku Santri…
Lahir Dari Rahim Seorang Wanita Yang Telah Bertaruh Nyawa
Ditimang Dan Disandang Oleh Pria Muda Yang Dulu Badanya Masih Perkasa
Yang Membalas Tangisku Dengan Senyum Bahagia 
Berbisik Lirih Dengan Nafas Yang Sedikit Bernada 
Lembut Masuk Ditelingaku Namun Tegas Mengenalkanku Pada Siapa Yang Menciptaku
Takbir Serta Syahadat Itu Begitu Menggema Menyapaku Dengan Doktrin Keimanan Yang Merdu Dan Bersahaja

Pria Dan Wanita Itu Memberi Kehangatan
Merawat Raga Mengemban Jiwa
Begitu Tulus Kulihat Mata Mereka
Merengkuh Tangan Kecilku, Membiarkanku Berlari Mengenal Dunia
Hingga Pria Kecilmu Ini Sudah Mulai Menginjak Belia

Perdebatan Mulai Kudengarkan
Atas Masa Depanku, Kemana Akan Dilabukan
Gerbang-gerbang Sekolah Formalitas Jadi Rujukan
Tinggi Rendah Busana Jadi Pertimbangan
Namun Ditempat Ini, Dibawah Naungan Kyai, Akhirnya Kaki Kutapakkan 

Namaku Santri…
Disini Nama Itu Kudapati
Dengan Memejam Mata
Lalu Kutarik Dalam Nafas Sampai Relung Hati
Bissmillahirrohmanirrohim..
Aku Siap Mengabdi, Kyai

Namaku Santri…
Identitasku Sarung Dan Peci
Siang Malamku Menyatu Dengan Pekat Kopi
Asap Tembakau Ini Juga Membantuku Berdzikir Pada Ilahi Robbi
Tidak…
Rokok Dan Kopi Hanyalah Seonggok Penggiat Diri 
Sebab Untuk Merengkuh Begitu Banyaknya Ilmu Tuhan, Perlu Tenangnya Rohani
Maka Fardhu Kifayah Kutetapkan Untuk Rokok Dan Kopi 
semoga Allah Meridhoi

Namaku Santri…
Hari-hariku Terasa Begitu Indah
Kala Mulutku Fasih Menyuarakan Bait-bait Alfiyah
Kala Logika Dibenakku Tak Berseteru Dengan Halal Haram Hukum Syafi’iyah
Kala Bibirku Tak Lebih Untuk Ziyadah Dan Murojaah 
Memperjuangkan Barokah Sanad Arwaniyyah
Kala Masih Kudapati Senyum Sang Murobbi Yang Selalu Bersahaja

Namaku Santri…
Sepantasnya Nama Yang Kudapati Ini Memang Takdir 
Mengamban Amanah Luhur Dari Sang Qodir
Merasakan Hela Nafas Yang Didalamnya Terdapat Dzikir
Menjaga Hingga Benam Usia Menjumpa Akhir 
Semoga Allah Selalu Memberikan “yassir Wala Tuassir
Yang Selalu Kupanjatkan Hingga Matahari Tergelincir

“Semoga Allah Meridhoi Seluruh Nusantara Yang Membumikan Santri” 
Namaku Santri…


M. Taufiqur Rochman