Senja buramkan mentari
Tatkala petang merayu langit
Menjeda rasa dan suara
Bergelut semilir angin
Aku tetap tenang dibalik janji suci
Beralaskan tikar lusuh
Berpegang lembaran lembaran penuh arti
ketika malam menyapa jiwa
Akupun terus terjaga
Demi mengingat satu halaman
Tuk ku persembahkan setelah fajar
Susah dan payah
Ku tetap bersenandung mesra
Pada sang maha cinta
Sajaknya yang tak biasa
Pelipur duka hamba hamba yang terluka
Membuatku candu untuk terus melafalkannya
Aku memang hanya segelintir debu
Mengemban kalam ilahi dianggap tabu
Penuh cacian, sebelah mata orang memandang
Aku terus bertahan
Mengharap ridho tuhan dalam dekapan
Sinta Himatul Aliyah